Jakarta - Gema Sadhana yang merupakan organisasi sayap Partai Gerindra yang beranggotakan masyarakat Hindu, Buddha, Konghucu dan Aliran Kepercayaan Kepada Tuhan YME, menggelar perayaan hari raya Deepavali yang merupakan hari raya umat Hindu di dunia.
Ketua Dewan Pembina Gema Sadhana, Hashim Djojohadikusumo mengatakan bahwa keberadaan masyarakat Hindu terutama etnis India di Indonesia merupakan sebuah keragaman yang memperkaya kebhinekaan Indonesia.
"Namun setelah 300 tahun keberadaannya, belum pernah umat Hindu mendapatkan libur untuk merayakan Hari Raya Deepavali yang merupakan Hari Raya Umat Hindu di dunia," kata Hashim saat membuka acara perayaan hari raya Deepavali di Jakarta, Sabtu (20/11).
Namun akhirnya, pada tahun 2013 lalu atas perjuangan Gema Sadhana, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kala saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta memberikan libur fakultatif hari raya Deepavali untuk wilayah DKI Jakarta.
"Atas perjuangan Gema Sadhana, maka pemberian hari libur itu merupakan sejarah pertama bagi masyarakat Hindu," tegas Hashim yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra.
Kebijakan tersebut terus berlanjut sampai saat ini, hingga akhirnya pada tahun 2015 ini atas prakarsa organisasi dan tokoh-tokoh Hindu di Kota Medan, Walikota Medan Dzulmi Eldin juga memberikan libur fakultatif Deepavali bagi masyarakat Hindu Kota Medan, serta memberikan izin menyatakan bahwa wilayah Kampung Madras sebagai Little India Of Kota Medan yang ditandai dengan berdirinya Gapura Little India.
Di sisi lain, Ketua Umum Gema Sadhana, A.S. Kobalen menjelaskan bahwa perayaan hari raya Deepavali yang ia gelar itu juga berharap agar Presiden Jokowi bisa menjadikan hari raya Deepavali sebagai hari libur nasional seperti apa yang pernah dilakukannya pada saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Acara ini juga diselenggarakan dengan harapan Presiden Republik Indonesia, dapat melihat aspirasi masyarakat Hindu di Indonesia akan kerinduannya mendapatkan libur hari raya Deepavali, guna menjalankan kewajiban mereka sebagai umat beragama pada hari tersebut," harap Kobalen.
Kobalen menjelaskan, masyarakat Hindu percaya bahwa Presiden Jokowi merupakan pemimpin yang sangat arif dan bijaksana, untuk bisa mengabulkan permohonan hari libur nasional itu. "Terbukti bahwa beliaulah pemimpin pertama yang mengeluarkan kebijakan libur Deepavali di DKI Jakarta," imbuhnya.
Acara Simakrama Deepavali 2015 bersama tokoh-tokoh nasional ini dilaksanakan untuk menginformasikan seni dan budaya etnis India Indonesia, yang merupakan bagian dari budaya bangsa. Serta, mengajak para tokoh-tokoh bangsa untuk turut merayakan Hari Deepavali yang memiliki flosofi menangnya kebenaran melawan kebathilan.
Suscipit, magni natoque aliquet rhoncus. Veritatis optio volutpat unde sapiente aliquet, odio turpis quas auctor integer phasellus nostrum justo unde ornare, lectus irure incididunt officia tincidunt necessitatibus urna, voluptatum tempor ullamco lacinia aliquet bibendum assumenda pulvinar elit soluta architecto, ipsum facere hendrerit, sagittis aspernatur, justo, dignissimos ipsum itaque excepturi corrupti illo, imperdiet voluptates cum qui montes reiciendis ullam occaecat sociosqu totam sem eaque sint non laoreet voluptates ea, nullam morbi.
Leave a Reply